Siapa saja jadi presenternya, asal sesuai topik . Guru belajar lagi itu
keharusan dan belajar bisa dari siapa saja yang penting ilmu bertambah.
Belajar bisa dari guru senior, guru yunior, murid sendiri, atau dari
kepala sekolah. Sekarang pelatihan/peningkatan kompetensi guru bisa
dilakukan kapan saja, pulang sekolah 1 jam pun cukup, asal rutin, paling
lama adalah 2 minggu sekali. Alternatif pelaksanaan Pelatihan
kompetensi guru bisa macam2, dari acara bedah buku, sampai lihat film
pendidikan bersama lalu dibahas sebagai diskusi antar professional.
Alternatif lain, jika ada teman yang baru studi banding atau menghadiri
presentasi bisa diminta presentasi.
Singkirkan dulu alasan-alasan, mulai perbanyak sebab kenapa sebagai guru kita mesti belajar lagi
Banyak guru senior menolak untuk belajar, dengan alasan ‘buat apa saya
belajar lagi toh saya sudah mau pensiun?’ Naah menurut saya saatnya guru
muda tampil beri contoh, dampingi. Jangan salah bukan hanya guru
senior, guru yunior pun banyak yang malas, alasannya ‘bikin (menambah)
pekerjaan aja’. Guru belajar lagi? pastinya menambah kerjaan, tapi
faedahnya, murid senang, guru juga karena murid lebih enjoy saat dia
mengajar. Sudah bukan jamannya lagi, guru disuruh atasan (atau cari sertifikat) baru mau belajar.
Memang pernah ada suatu masa penataran/seminar/workshop jadi ajang
mencari sertifikat, apapun temanya mau nyambung atau tidak dengan bidang
si guru akan diikuti sepanjang ada sertifikatnya.
Biarkan guru memilih topik pelatihan
Sekarang topik pelatihan guru, bisa di vote, kepala sekolah tanya guru
mau pelatihan apa? Gunakan teknologi pakai situs surveymonkey untuk
voting. Sebuah topic yang diminati akan banyak mendapatkan pemilih.
Tugas kepala sekolah untuk mencarikan pembicara atau orang yang ahli.
Bisa dari guru yang berasal dari sekolahnya sendiri, bisa juga dari luar
yang berkompeten. Banyak contoh yang membuktikan jika guru diminta
memilih topic maka ia akan senang dan semangat mengikuti pelatihan.
Sebaliknya model pembinaan guru yang temanya diambil dari yang lagi
populer, cuma membuat guru sadar sejenak habis itu lupa
Dalam
mencari pembicara pelatihan kompetensi guru, jangan silau pada gelar
akademis, cari orang yang bisa mengajarkan guru hal yang aplikatif
Saya sering mendengar keluhan dari teman-teman guru yang hadir pada
seminar atau pelatihan untuk guru. “Tema seminarnya sih ok, dan
pembicaranya pun hebat-hebat dari universitas ternama”, begitu biasanya
mereka katakan namun saat saya tanyakan apa yang bisa diterapkan
dikelas, rekan saya itu kebingungan. Hal ini sangat wajar karena
pembicara yang berasal dari akademisi biasanya berbicara dalam tataran
konsep. Sebuah hal yang walaupun diperlukan namun kurang bisa langsung
diterapkan oleh guru. Saran saya carilah orang yang bisa mengajarkan
pengetahuan dan mengajarkannya secara aplikatif. Dijamin guru akan
mengajar dengan cara yang baru karena guru haus akan tips dan trik
terbaru dalam mengajar.
Gunakan social media sebagai sarana peningkatan kompetensi
Menggunakan sosial media untuk peningkatan kompetensi guru, pasti bisa.
Banyak sekali cara meningkatkan diri lewat social media, silahkan
bergabung di halaman Facebook organisasi guru, di situ ada banyak
diskusi yang mencerahkan soal pendidikan. Di twitter ada obrolan
#twitedu dan #gurarutalk yang temanya berganti setiap minggu. Disana
banyak pendidik dari seluruh Indonesia berbincang dan berdiskusi. Jika
anda sudah punya akun di twitter ikuti orang yang cocok untuk
peningkatan kompetensi yang anda butuhkan, coba untuk berinteraksi
dijamin mereka akan reply dan dengan senang hati berbagi pengetahuan.
Anda menyukai artikel diatas? Silahkan share dengan teman anda.